Pages - Menu

Rabu, 08 Juni 2016

Artikel Ku - Mengorganisasikan Kejujuran



 MENGORGANISASIKAN KEJUJURAN

Ketika menjadi mahasiswa, begitu banyak hal yang hendak dilakukan sebagai aktualisasi diri kita dalam dunia mahasiswa. Hal yang dilakukan selalu menjadi tolok ukur untuk mencapai predikat mahasiswa yang benar-benar dapat disebut sebagai MAHASISWA. Maka, tak heran jika seseorang yang masuk kedalam dunia kampus sebagai mahasiswa cenderung mencari wadah yang dianggap baik untuk mengembangkan kemampuan diri, menambah wawasan, dan menambah pengalamannya. Wadah tersebut adalah ORGANISASI.

Mahasiswa dan organisasi merupakan kedua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dari berorganisasi, mahasiswa dapat membuka cakrawala peradaban, membawa perubahan zaman, dan penguat karakter serta jati diri bangsa. Sebaliknya, dengan adanya mahasiswa, sebuah organisasi/lembaga/institusi dapat berkibar dan terbang membawa kebaikan untuk masyarakat. Namun, apakah organisasi mahasiswa saat ini mampu menjadi wadah yang layak bagi mahasiswa untuk dijadikan tempat pengembangan diri? Atau apakah mahasiswa mampu menjadi pengembang organisasi yang membawa kebaikan di masyarakat? Dua hal tersebut akan terjawab dengan melihat kondisi dilingkungan kampus FIP Unesa.

Melihat fenomena di FIP UNESA, organisasi kemahasiswaan (ORMAWA) menjadi tempat kedua bagi mahasiswa setelah aktivitas perkuliahan. Bahkan ada mahasiswa yang menomor satukan kegiatan ormawa daripada kuliah. Kegiatan ormawa di FIP seperti HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan), BEM-F (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas), dan DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) sangatlah menonjol dan membawa pengaruh besar bagi mahasiswa disekitarnya. Mahasiswa berlomba-lomba mengikuti open recruit untuk menjadi fungsionaris di ormawa. Sehingga, ketika mereka dinyatakan sah sebagai pengurus disalah satu ormawa, mereka akan berusaha samaksimal mungkin untuk bekerja dan mengeluarkan ide atau gagasan cemerlang untuk mengharumkan nama baik jurusan dan fakultas.

Ketika meraka berhasil melaksanakan program dengan hasil yang baik maka mereka akan diapresiasi dan dihargai, serta warga kampus akan bangga dan percaya dengan mereka sebagai pengurus ormawa. Namun, ketika mereka gagal dalam melaksanakan program, maka nama baik dan harga diri mereka sebagai pengurus ormawa dipertaruhkan. Artinya, mereka sebagai pengurus akan hilang kepercayaan oleh warga kampus termasuk dosen dan karyawan/staf. Lantas bagaimana dengan kondisi mahasiswa di dalam organisasi kemahasiswaan FIP Unesa? Apakah hubungan antar pengurus organisasi berjalan dengan baik? Apa yang dilakukan mahasiswa ketika proses pemilihan pemimpin baru dalam organisasi? Mampukah mereka yang disebut organisator menjalankan organisasi dengan jujur, demokrasi, penuh rasa kekeluargaan, dan bersih dari politik kotor?

Jika kita melihat proses perjalanan ormawa FIP Unesa, memang ada beberapa mahasiswa yang dapat dikatakan jujur, ikhlas, penuh tanggung jawab, sehat dalam berpikir, dan peduli terhadap problematika dalam lingkungan kampus. Namun, keberadaan mahasiswa tersebut didominasi dengan mahasiswa yang berkepentingan, memakai politik kotor dalam merebut kekuasaan, serta mahasiswa yang hanya dapat berkata-kata tapi tidak mampu untuk melaksanakan. Merekalah mahasiswa-mahasiswa yang nampak dan menonjol di likungan kampus FIP Unesa.

Bagaimana bisa seorang mahasiswa yang diagung-agungkan sebagai agent of change, agent of control berpola pikir seperti pemberontak, tidak jujur, melakukan praktek money politic, dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan jabatan dalam organisasi. Sesama mahasiswa saling menghujat, mahasiswa mendoktrin mahasiswa lain dengan aliran politik kotor, sehingga lupa akan pentingnya hidup rukun dalam berorganisasi dan saling menyayangi sesama mahasiswa.

Selayaknya mahasiswa, harus bisa menjadi contoh bagi masyarakat dan bagi sesama mahasiswa. Mahasiswa harus dapat menciptakan keharmonisan dalam dunia kampus. Berorganisasi adalah untuk mencari ilmu yang bermanfaat, menebar banyak kebaikan melalui kegiatan kampus. Mahasiswa sebagai organisator idealnya melakukan hal-hal yang bernilai baik dan bermanfaat, seperti saling menyayangi sesama pengurus organisasi, berkompetisi sehat dalam meraih prestasi, membawa dan menciptakan citra baik kampus dimata masyarakat, musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan, membela yang benar memperbaiki yang salah, ikhlas dalam bekerja, menghargai pendapat teman, menghormati pemimpin, serta yang paling penting adalah jujur dalam segala hal.

Sepahit apapun kenyataan, lisan harus mampu mengungkapkan. Kejujuran adalah sifat ketulusan hati, kelurusan hati, berkata sesuai dengan apa adanya, tidak curang dalam melakukan permainan dengan mengikuti aturan yang ada, serta jauh dari rekayasa dan kepalsuan. Terkadang kejujuran akan membuat orang lain terluka, namun dampak yang ditimbulkan akan lebih baik dikemudian hari. Orang yang berani untuk jujur akan mudah mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Begitupun ketika organisasi menjalankan kegiatan dengan penuh kejujuran dan terbuka dengan khalayak umum, maka kegiatan yang dilakukan akan berhasil baik, berdampak baik, dan akan mendapatkan kepercayaan dari berbagai pihak.

Ormawa FIP Unesa mungkin akan mampu menjalankan program kerja dengan baik dan maksimal. Namun, ormawa FIP Unesa belum mampu sepenuhnya menjadi wadah bagi mahasiswa untuk pengembangan diri untuk lebih baik dan mahasiswa yang berada dalam ormawa tersebut belum sepenuhnya mampu menjadi agent of change and agent of control serta belum sepenuhnya mampu membawa kebaikan untuk masyarakat.

Mahasiswa harus terus belajar, berkembang, dan menciptakan perubahan untuk dunia. Keterbatasan diri, bukan alasan untuk kita berhenti dan mundur dari perjalanan, kita selalu dituntut untuk berusaha maksimal mencapai puncak kesuksesan sesuai dengan harapan. Jangan pernah berpikir bahwa “saya gagal”, tapi bertanyalah “apakah saya sudah maksimal?” Lalu jawablah pertanyaan itu dengan berusaha lebih keras.
Don’t be Tired to Make Change, Honesty is madality for successful.
Jumat, 18 Maret 2016
                                                                                                                                          Abdul Rajab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komenter yang baik...