Pages - Menu

Rabu, 20 November 2013

Materi Kuliah - Anak Tunadaksa



1.    Perkembang Fisik Anak Tuna Daksa

Tidak utuhnya potensi dalam diri anak “TUNA DAKSA” karena ada bagian tubuh yang tidak sempurna, maka untuk mengaktualisasikan dirinya secara utuh mereka biasanya mengkompensasikan dengan bagian tubuhnya yang lain.
Contoh :  bila ada kerusakan pada tangan kanan, maka tangan kiri akan lebih berkembang    untuk mengkompensasikan kekurangan yang dialami tangan kanan.
Jadiiii ,, secara umum perkembangan fisik anak “TUNA DAKSA” dapat dikatakan hampir sama dengan anak normal kecuali bagian tubuh yang mengalami kerusakan atau bagian tubuh lain yang terpengaruh oleh kerusakan tersebut.

2.  Perkembangan Bahasa Anak Tuna Daksa

Setiap manusia memiliki potensi untuk berbahasa, potensi tersebut akan berkembangmenjadi kecakapan bahasa melalui proses yang berlangsung sejalan dengan kesiapan dan kematangan sensorimotornya. Pada anak tunadaksa jenis polio, perkembangan bahasa/bicaranya tidak begitu berbeda dengan anak normal, lain halnya dengan anak cerebral palsy. Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan bicara dapat ditemui pada hampir setiap anak cerebral palsy. Terjadinya kelainan bicara pada anak cerebral palsy disebabkan oleh oleh ketidakmampuan dalam koordinasi motorik organ bicaranya akibat kerusakan atau kelainan system neuromotor. Gangguan bicara pada anak cerebral palsy biasanya berupa kesulitan artikulasi, phonasi, dan system respirasi.

3. Perkembangan Kepribadian Anak Tunadaksa

Masalah-masalah kepribadian yang mendasar pada anak-anak tunadaksa sebenarnya sama dengan anak-anak yang mempunyai keadaan fisik yang normal. Namun demikian ketunadaksaan merupakan satu variabel psikologis yang berarti. Pada anak tunadaksa nampak bahwa  dalam hubungan sosial mereka berusaha untuk meyakinkan konsep diri dalam arti fisiknya dan juga berusaha untuk meyakinkan konsep diri yang disadarinya. Sehubungan dengan pandangan diatas, anak-anak tuna daksa mempunyai dua tipe masalah, yaitu:
1.      Masalah penyesuaian diri yang mungkin terjadi pada kemajuan perkembangan yang normal yang dialami setiap individu yang pada saat bersamaan juga berusaha untuk memperluas ruang gerak dirinya serta mempertahankan konsep diri yang sudah dimilikinya.
Masalah penyesuaian diri yang semata-mata merupakan gabungan dari kenyataan bahwa keadaan tunadaksa yang bersifat fisik merupakan hambatan yang terletak antara tujuan dan keinginan untuk mencapai tujuan tersebut.